Seiring dengan geliat pertumbuhan ekonomi di Papua, tingkat
persaingan antar maskapai niaga dalam mengangkut pengguna jasa angkutan
udara dari dan ke Bumi Cendrawasih diprediksi kian ketat.
Seperti diungkapkan Ketua Penerbangan Berjadwal Indonesia National
Air Carriers Association (INACA) Bayu Sutanto, saat ini permintaan jasa
angkutan udara menuju Papua, terbilang cukup tinggi khususnya yang
berasal dari Jawa.
Tingginya permintaan itu tak lepas dari upaya pemerintah yang tengah
mempercepat pembangunan infrastruktur Papua. Alhasil, mobilitas atau
pergerakan di Papua menjadi tumbuh cukup tinggi.
“Investasi pemerintah menyebabkan orang bolak balik ke Papua, baik
itu pemerintah daerah, pusat, swasta maupun BUMN. Tentunya, untuk dapat
mengakomodir pergerakan ini, butuh transportasi udara,” katanya.
Menurut Bayu, pembangunan infrastruktur oleh pemerintah itu juga
mendorong geliat ekonomi setempat. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi
merupakan salah satu faktor utama yang menjadi pertimbangan maskapai
ketika berekspansi.
Untuk diketahui, pertumbuhan ekonomi Maluku dan Papua pada tahun lalu
mencapai 7,45% atau tertinggi dibandingkan dengan pulau lainnya,
seperti Sumatera sebesar 4,29%, Jawa 5,5%, Sulawesi 7,42%, Kalimantan
2,2%, Bali dan Nusa Tenggara 5,89%.
“Saya tidak tahu angka detailnya, tetapi jumlah frekuensi terbang
dari Jawa ke Papua itu saat ini sudah tumbuh sekitar tiga kali lipat
dari lima tahun yang lalu, dan maskapai pasti akan mengikuti terus,”
tuturnya.
Bayu memprediksi frekuensi terbang dari dan ke Papua akan tumbuh
sangat cepat, apalagi infrastruktur transportasi udara di Papua juga
terus dikembangkan antara lain seperti bandara, landas pacu dan
peralatan navigasi penerbangan.
informasi by http://indoaviation.co.id