- Pilih waktu terbang yang paling nyaman untuk bayi, misalnya pada malam hari (untuk penerbangan panjang) atau jam tidur siang untuk penerbangan jarak pendek, karena pada saat itu anak akan bisa tidur tenang di pesawat.
- Informasikan ke maskapai penerbangan bahwa Anda bepergian dengan bayi (infant). Dengan begitu, awak pesawat sudah terinformasi untuk siap memasang sabuk pengaman tambahan (untuk anak yang dipangku), atau membantu memasangkan car seat.
- Pesan satu tempat duduk tambahan khusus untuk bayi, terutama bila bayi Anda sudah cukup besar, karena tidak dianjurkan memangku bayi terus-terusan di pesawat. Turbulensi atau perubahan tekanan udara secara drastis bisa membuat si kecil terlepas dari pegangan Anda. Belum lagi bila terjadi kecelakaan, ia bisa saja terjepit di antara tubuh Anda.
- Pesan seat di bagian depan kabin agar Anda mendapatkan lebih banyak ruang untuk kaki. Kursi di bagian depan kabin juga artinya semakin sedikit suara bising yang terdengar dari mesin pesawat. Dan perlu diingat, Anda dan bayi tidak diijinkan duduk di deretan emergency exit.
- Pilih tempat duduk di sisi lorong (aisle) untuk Anda, agar Anda bisa gampang keluar-masuk saat mengurus si kecil –bila harus ke toilet atau saat menenangkannya dengan berjalan-jalan di lorong kabin.
- Cermati dan patuhi peraturan tentang membawa stroller, karena tiap maskapai penerbangan menetapkan aturan yang berbeda. Ada yang membolehkan dibawa ke kabin dan dititipkan ke awak pesawat, namun ada pula yang sama sekali melarang membawa stroller ke kabin –harus masuk bagasi.
Umur Berapa Boleh Terbang?
- Bila umur anak masih di bawah 2 minggu, sebaiknya hindari bepergian dengan pesawat. Tubuh bayi sekecil ini masih belum mampu menyesuaikan diri secara sempurna dengan keadaan lingkungan sekitar, karena ia baru saja keluar dari “zona nyaman” lingkungan rahim bunda. Pada usia itu bayi juga lebih rentan terhadap bakteri dan kuman, terutama di ruangan yang tertutup seperti kabin pesawat.
- Umur 3 bulan adalah usia yang cukup aman untuk bepergian naik pesawat terbang, karena di umur ini terjadi fisiologi pertumbuhan dan perkembangan bayi maksimal, sehingga kondisinya optimal jika menghadapi stres –seperti hawa dingin dan berbagai perubahan lain. Semakin tua usia bayi, maka ia akan makin kuat terhadap perubahan lingkungan lainnya.
1. Periksa Kesehatan Bayi Anda:
- Periksa seluruh kondisi tubuh bayi Anda sekitar 3-7 hari sebelum berangkat. Sampaikan segala keluhan kesehatan yang diderita bayi, agar dokter bisa memberikan penanganan terbaik. Misalnya bila bayi Anda baru saja mengalami pilek atau radang telinga, bisa jadi dokter akan memberikan obat tetes pereda nyeri.
- Minta surat keterangan sehat dan surat rekomendasi dokter yang menyatakan bahwa anak Anda layak untuk bepergian dengan pesawat udara. Walaupun tak selalu diwajibkan oleh maskapai, namun surat ini penting untuk berjaga-jaga.
- Jaga kesehatan dan kebugaran menjelang berangkat Beri vitamin dan makanan yang bergizi cukup dan seimbang sebagai pencegahan. Anak kecil rentan tertular airborne infection, terutama penyakit yang mudah menular seperti flu dan batuk –maka usahakan agar si kecil tidak bepergian di kala kondisinya sedang tidak prima. Bila keadaan bayi Anda parah, lebih baik tunda keberangkatan. Bila Anda tetap bersikeras terbang, biasanya pihak maskapai akan meminta surat persetujuan dari Anda, bahwa jika terjadi hal-hal yang tak diinginkan adalah di luar tanggung jawab pihak maskapai penerbangan
2. SAAT DI BANDARA
- Tiba Lebih Awal, agar Anda punya waktu lengang untuk check-in –terutama dengan bawaan yang tidak sedikit–, melewati imigrasi (bila keluar negeri) dan security check.
- Duduk di area 'No Smoking' saat menunggu waktu naik ke pesawat.
- Ajak bayi bermain dan beraktivitas agar ia merasa lelah, sehingga nanti di dalam pesawat ia tak butuh waktu lama untuk tertidur.
Ringan, Ringkas, Rapi
- Bawa tas bentuk ransel untuk di kabin, terutama bila Anda bepergian hanya berdua bayi, tanpa pasangan atau pengasuh, sehingga kedua tangan Anda bisa bebas bergerak mengurus bayi. Batasi isi dan berat tas, karena Anda masih harus menggendong bayi.
- Masukkan persediaan baju dan konsumsi untuk berjaga-jaga andaikan terjadi penundaan dan keterlambatan, yaitu baju ganti, popok sekali pakai, tisu basah, selimut, susu dan makanan.
3. SELAMA DI PESAWAT
- Susui atau berikan empeng untuk dihisap (sucking) saat pesawat tinggal landas dan mendarat, di saat terjadi perubahan tekanan udara yang bisa membuat telinga sakit. Berikan hingga pesawat mencapai ketinggian stabil. Aktivitas menelan ini berguna untuk menyeimbangkan tekanan dalam telinga.
- Bawa bekal ASI perah dalam botol. Peraturan penerbangan memang membatasi membawa cairan sebanyak maksimal 100 ml ke dalam pesawat, namun bagusnya peraturan tersebut mengecualikan susu dan makanan bayi, obat-obatan dan makanan diet khusus. Bila bayi Anda mengonsumsi susu formula, bawa susu formula bubuk dalam wadah tertutup. Air hangat dapat diminta ke awak kabin.
- Minta ijin kepada awak kabin agar diperbolehkan duduk sementara di deretan yang sepi penumpang untuk menyusui bila Anda merasa tidak nyaman memberi ASI di antara banyak penumpang
- Hindari mengarahkan semburan hawa AC langsung pada bayi. Pakaikan jaket atau sweater, kaos kaki, sarung tangan dan topi pada bayi, karena suhu kabin cenderung dingin. Minta selimut atau bantal tambahan bila Anda memerlukannya.
- Pastikan bayi Anda cukup minum agar ia tidak dehidrasi karena udara di dalam kabin cenderung kering. Ini juga akan membuat mereka kenyang dan tidak rewel saat penerbangan.
- Ajak ia melakukan aktivitas bersama, misalnya bermain, dibacakan buku atau didongengi supaya ia tidak bosan dan akhirnya rewel. Atau gendong dia untuk berjalan-jalan di lorong kabin –berguna pula melancarkan peredaran darah Anda.
- Gendong bayi dalam posisi berdiri menghadap belakang, lalu tepuk-tepuk punggungnya, untuk meredakan rewelnya.
- Tak perlu buru-buru keluar pesawat begitu tiba di tempat tujuan. Biarkan penumpang lain keluar terlebih dahulu, sehingga Anda dan bayi tidak perlu berdesak-desakan.